Perencanaan
Perencanaan dimuali dari pengumpulan data yang diperoleh dari calon
pelanggan atau berdasarkan jawaban pelanggan terhadap questionare yang
diberikan. Data lainnya yang diperlukan juga bisa berupa hasil analisis
laboratorium dari contoh yang telah diambil di lokasi pekerjaan. Berdasarkan
data ini perencanaan akan diteruskan sampai diperoleh gambar pemasangan (shop
drawing) untuk diterapkan di lokasi pekerjaan nantinya.
PEMASANGAN dan COMMISSIONING
Teknisi dan supervisor PT Banyu Biru Sejati memiliki pengalaman dalam
bidang mereka masing-masing sehingga pekerjaan pemasangan dan commissioning
peralatan dapat berlangsung dengan baik dan sesuai dengan standar yang
diperlukan pelanggan.
Berdasarkan gambar yang diberikan dari pelanggan atau gambar yang dibuat
oleh PT Banyu Biru Sejati dan telah mendapat persetujuan pelanggan, pemasangan
dilaksanakan di lokasi pekerjaan. Setiap penyimpangan dari gambar yang dibuat
akan diberitahukan kepada pelanggan dan dimintakan persetujuan atau masukan
yang diperlukan sehingga pelaksanaan pekerjaan dapat tetap terlaksana sesuai
dengan jadwal proyek.
Commissioning dilaksanakan setelah semua peralatan dan material terpasang
sesuai dengan shop drawing. Selain itu, peralatan dan material yang terpasang
telah menjalani pengujian pendahuluan (preliminary test) serta persetujuan dari
pihak-pihak yang terkait. Waktu yang diperlukan untuk commissioning bergantung
pada jenis dan besar pekerjaan. Dalam masa commissioning ini, kami juga
melakukan pelatihan (training) kepada calon operator atau wakil pelanggan untuk
menjalankan semua peralatan sesuai prosedur dan melakukan pemeliharaannya
sesuai dengan buku instruction manual yang telah dibuat.
CONTOH APPLIKASI
1. INSTALASI PENGOLAHAN AIR
Sebuah pabrik pembuatan sepatu olah raga di Serang
mempunyai danau buatan yang biasanya digunakan untuk menampung air hujan dan
air buangan dari kamar mandi mess karyawan. Danau buatan dibangun cukup besar.
Karena muali kekurangan pasokan air bersih, maka pihak manajemen merencanakan
untuk membantun instalasi pengolahan air atau water treatment plant (WTP) yang
memanfaatkan air danau tersebut sebagai air bakunya.
Air danau mempunyai tampilan berwarna kecoklatan dengan
kadar kekeruhan dan zat padat tersuspensi cukup tinggi. Namun kapasitas danau
yang cukup besar, air di dalam danau ini biasanya tidak mengering ketika musim
kemarau tiba. Dengan demikian, air danau layak digunakan sebagai sumber air
baku untuk WTP.
Air baku dari dalam danau pertama kali dipompa dengan
pompa air baku menuju ke instalasi pengolahan air. Sejumlah larutan kimia
diberikan untuk mengatur derajat keasaman air (pH) dan juga untuk memudahkan pembentukan
partikel. Percampuran antara air baku dan larutan-larutan kimia tersebut
berlangsung secar cepat di dalam Static Mixer.
Selanjutnya, campuran masuk ke dalam Settling Tank untuk
proses pemisahan zat padat dan zat cair. Dari tangki ini, air hasil proses
pengengendapan kemudian dipompa menuju Sand Filter untuk penurunan kadar
kekeruhan dengan penyaringan melalui media silica sand. Air hasil penyaringan
kemudian dibubuhi lagi dengan larutan klorin untuk proses desinfeksi sebelum
ditampung di dalam Reservoir sebagai air bersih yang merupakan produk akhir.
Dari tangki ini, air produk ini kemudian didistribusikan ke tempat-tempat yang
memerlukannya dengan bantuan Distribution Pump.
2. Instalasi Pengolahan Air Limbah
Domestik
Air limbah ini berasal dari suatu perkantoran di
Jakarta. Proses pengolahan yang diterapkan adalah extended aeration yang menggunakan
oksigen untuk mempercepat aktivitas bakteria alam yang mengolah air limbah
sehingga diperoleh hasil keluaran yang relatif lebih jernih dan bebas bau.
Prosesnya secara kontinyu dan berlangsung alam empat tangki yang berbeda, yaitu
tangki Ekualiasasi (EqualizingTank), Aerasi (Aeration Tank), pengendapan atau
sedimentasi (Settling atau Sedimentation Tank), klorinasi (Chlorination Tank),
dan pembuangan (Effluent Tank).
Air limbah baku
pertama kali akan melewati kisi penyaringan atau Bar Screen yang menghilangkan
zat padat berukuran relatif besar, misalnya kertas tisue dan plastik.
Selanjutnya, air limbah baku
masuk ke dalam bak ekualisasi [Equalizing Tank] untuk ditampung sementara
waktu.
Dari tangki itu, air limbah akan dipompa secara konstan
ke dalam Tangki Aerasi [Aeration Tank] dengan Pompa Ekualisasi [Equalizing
Pump]. Di dalam tangki aerasi, air limbah tadi
akan diaduk secara merata [vigorously] dengan udara yang terdifusi dari
Blower melalui serangkaian air diffuser dan dicampur dengan lumpur aktif. Campuran
ini dikenal dengan sebutan mixed liquor. Lumpur aktif tadi berasal dari tangki
pengendapan dan mengandung sangat banyak bakteri alam yang akan memangsa limbah
organik, menstabilkannya, dan mengasimilasinya menjadi enegi, karbon dioksida,
dan bio massa
baru.
Mixed liquor tadi kemudian mengalir masuk ke dalam
tangki pengendapan dimana zat padat, yaitu lumpur aktif, terpisah dan
mengendap. Air hasil pemisahan atau supernatan mempunyai karakter relatif sudah
jernih, kadar organiknya maupun zat tersuspensinya sudah berkurang.
Kesetimbangan dipertahankan dengan mengembalikan sebagian lumpur aktif ke dalam
tangki aerasi dan mengeluarkan [discharging] air limbah hasil pengendapan atau
supernatan. Supernatan ini selanjutnya masuk ke dalam tangki klorinasi.
Di dalam Tangki Klorinasi [Chlorination Tank], air
hasil pengolahan diberi larutan klorin. Maksudnya adalah untuk membunuh bakteri
dan mikroorganisme agar tidak membahayakan manusia atau hewan. Percampuran
antara air dan larutan kimia berlangsung di dalam sekat-sekat yang berliku
[baffle]. Proses ini dikenal dengan nama desinfeksi. Hasil proses desinfeksi
ini ditampung sementara di dalam Tangki Pengeluaran [Effluent Tank] dan sudah
siap dibuang ke saluran umum atau sungai terdekat.